Dibaca: 433

SEJARAH: PANGERAN DIPONEGORO(1785 – 1855) | PERANG JAWA(1825 – 1830)

Pangeran Diponegoro  (1785 – 1855)  Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785.

PANGERAN DIPONEGORO(1785 – 1855) | PERANG JAWA(1825 – 1830)

 

Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, dia adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III dan R.A. Mangkarawati.

Pangeran Diponegoro adalah pemimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa melawan Belanda, yang terjadi pada tahun 1825-1830, pada masa pemerintahan gubernur Jenderal Belanda van der Capellen. Perang ini adalah salah satu perang terbesar yang dialami Belanda, dan menelan biaya yang besar.

Selama Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun (1825 – 1830), tercatat telah menelan korban tewas sebanyak:

- 200.000 jiwa penduduk Jawa,

- 8.000 tentara Belanda, dan

- 7000 serdadu pribumi.

 

Perang tersebut terjadi karena beberapa hal:

1. Saat Henrik Smissaert(Residen Yogyakarta) memutuskan untuk memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta, patok-patok jalan dipasang melintas di atas tanah  makam leluhur Pangeran Diponegoro,

2. Adanya penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Pengeran Diponegoro dibantu oleh beberapa tokoh, seperti: Kyai Mojo, Pakubuwana VI, Raden Tumenggung Prawiradigdaya, Sentot Prawirodirdjo/Sentot Ali Basha, Joyosuroto, dan beberapa tokoh lainnya.

Pangeran Diponegoro membangun markas di Gua Selarong. Dalam perlawanannya, Pangeran Diponegoro menggunakan strategi perang gerilya yang selalu berpindah-pindah.

Belanda menggunakan metode, seperti: perang terbuka, perang gerilya, serta berbagai cara licik seperti menghasut untuk memecah belah pasukan hingga menekan anggota keluarga para tokoh. Namun semua usaha itu gagal.

Saat Jenderal Hendrik Merkus de Kock diangkat menjadi panglima pasukan Belanda, ia menggunakan strategi perbentengan. Saat pasukan Belanda berhasil merebut daerah kekuasaan pasukan Pangeran Diponegoro, mereka segera mendirikan benteng dengan kawat berduri. Hal ini dilakukan untuk mencegah pasukan Diponegoro kembali.  Pasukan Pangeran Diponegoro mulai terdesak dan melemah.

Pada 3 Mei 1830, Belanda dapat menjebak pasukan Pangeran Diponegoro di Magelang. Pangeran Diponegoro tertangkap dan diasingkan ke Manado.

Kemudian Belanda memindahkan Pangeran Diponegoro ke Makassar, hingga ia wafat di Benteng Rotterdam pada tanggal 8 Januari 1855.

Kalian dapat melihat video cerita tentang Pangeran Diponegoro berikut ini.